Rabu, 15 April 2020

POTRET TELUK DI DEPAN PELABUHAN DI MAKASSAR, 1 JANUARI 1947 HINGGA 31 DESEMBER 1949

Teluk di depan mulut pelabuhan di Makassar, Sulawesi, Indonesia 1 Januari 1947 hingga 31 Desember 1949

Teluk di depan mulut pelabuhan di Makassar, Sulawesi, Indonesia 1 Januari 1947 hingga 31 Desember 1949

Teluk di depan mulut pelabuhan di Makassar, Sulawesi, Indonesia 1 Januari 1947 hingga 31 Desember 1949

Menara pelabuhan di Makassar, Sulawesi, Indonesia 1 Januari 1947 hingga 31 Desember 1949

Menara pelabuhan di Makassar, Sulawesi, Indonesia 1 Januari 1947 hingga 31 Desember 1949

Potret keluarga di atas kapal di pelabuhan Makassar, Sulawesi, Indonesia 1 Januari 1947 hingga 31 Desember 1949

Pria jongkok menghadap ke teluk di Makassar, Sulawesi, Indonesia 1 Januari 1947 hingga 31 Desember 1949

Teluk depan pelabuhan di Makassar, Sulawesi, Indonesia 1 Januari 1947 hingga 31 Desember 1949

Teluk depan pelabuhan di Makassar, Sulawesi, Indonesia 1 Januari 1947 hingga 31 Desember 1949

Teluk depan pelabuhan di Makassar, Sulawesi, Indonesia 1 Januari 1947 hingga 31 Desember 1949

Teluk depan pelabuhan di Makassar, Sulawesi, Indonesia 1 Januari 1947 hingga 31 Desember 1949

Teluk depan pelabuhan di Makassar, Sulawesi, Indonesia 1 Januari 1947 hingga 31 Desember 1949


Pada gambar dengan keterangan teluk di depan mulut pelabuhan Makassar ini menurut sependek pemahaman Lengka lokasinya di depan benteng Fort Rotterdam di Jalan Ujung Pandang, Bulo gading, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar.

Sumber Foto :
Nederlands Museum

Senin, 13 April 2020

PERAHU PINISI / PALARI (?) ANTARA TAHUN 1920-1940

Perahu (Pinis/Palari (?)) antara Tahun 1920 sampai 1940

Perahu (Pinis/Palari (?)) antara Tahun 1920 sampai 1940

Perahu (Pinis/Palari (?)) antara Tahun 1920 sampai 1940

Lengka saat ini masih mencari sumber literasi tentang perahu yang terdapat pada gambar di atas. Pada ketiga gambar di atas yang di abadikan sekitar tahun 1920 sampai dengan tahun 1940 menurut sependek pemahaman Lengka gambar di atas merupakan perahu Palari.

Sumber Foto :
The Memory Of Netherlands 

Minggu, 12 April 2020

PERJALANAN A.A CENSE DI BULUKUMBA

A.A. Cense bersama beberapa masyarakat setempat dengan mobilnya selama perjalanannya ke Kajang dan Bira

A.A. Cense mengunjungi Patoengtoeng di Kajang, Sulawesi Selatan

A.A. Cense mengunjungi Patoengtoeng di Kajang, Sulawesi Selatan

A.A. Cense mengunjungi Patoengtoeng di Kajang, Sulawesi Selatan

A.A. Cense mengunjungi Patoengtoeng di Kajang, Sulawesi Selatan

A.A. Cense mengunjungi Patoengtoeng di Kajang, Sulawesi Selatan

Mobil dari A.A. Cense dan teman seperjalanan () Selama perjalanannya ke Kajang dan Bira

Noerroedin Daeng Magassing dan A.A. Cense selama perjalanan A.A. Cense untuk Kajang dan Bira

Pondok di pohon selama perjalanan A.A. Cense untuk Kajang dan Bira

Sejumlah besar pisang diikat di bagian belakang mobil selama perjalanan A.A. Cense untuk Kajang dan Bira


A.A. Cense untuk mobilnya di tengah alun-alun selama perjalanannya ke Kajang dan Bira



Wanita naik dengan tas kuda selama perjalanan A.A. Cense untuk Kadjang dan Bira


Anton Abraham Cense  atau A.A Cense pergi untuk belajar Seni Indonesia di Universitas Leiden pada tahun 1919, dalam persiapan untuk berkarir sebagai ahli bahasa di Belanda-India. Pada 1928, setelah promosinya, ia menjadi pejabat bahasa dan bekerja untuk Penasihat Dalam Negeri. Dua tahun kemudian ia mengejar karirnya sebagai pejabat bahasa di Makassar untuk mengabdikan dirinya pada studi tentang apa yang disebut budaya Sulawesi Selatan. Selain pekerjaan penasehat atas nama pemerintah, A.A Cense juga melakukan penelitian tentang bahasa daerah utama, Makassar dan Bugis. Pensiunan guru Noeroeddin Daeng Magassing (1870-1943) adalah karyawan tetap A.A Cense selama periode ini.


Pada 1941, A.A Cense diangkat sebagai profesor bahasa dan sastra Melayu di Batavia. A.A Cense diinternir selama pendudukan Jepang. Setelah perang ia kembali posisinya dan juga menjadi profesor dalam bahasa Sulawesi. Pada 1948 ia diangkat menjadi Presiden Universitas Indonesia. Pada April 1949 ia pergi cuti ke Belanda. Keberangkatan menjadi perpisahan permanen untuk Indonesia. Pada tahun 1951, A.A Cense pensiun. Di Belanda ia tetap aktif sebagai peneliti dan menulis beberapa publikasi.


Dari tahun 1958 ia menjadi direktur Lembaga Sejarah-Arkeologi Belanda yang baru dibuka di Istanbul, dan ditempatkan di Turki. Dia memegang posisi ini selama enam tahun.


Dari tahun 1964 hingga 1967 ia dikaitkan dengan Institut Kerajaan Linguistik, Tanah, dan Antropologi sebagai kolaborator ilmiah, yang kemudian berlokasi di Den Haag. Setelah pensiun, ia melanjutkan pekerjaan ilmiahnya dalam mempersiapkan kamus Makassaar yang luas. 

Saat ini, Kami sedang menelusuri salah satu Tokoh dalam Foto A.A Cense yakni Noeroeddin Daeng Magassing. Untuk kedepannya kami akan mempublikasi siapa dan apa peran beliau dalam perjalanan A.A Cense di Sulawesi-selatan. 


Sumber  

Universitas Leinden, Belanda